Selasa, 28 Oktober 2014

BURUH TANI, MAHASISWA MARI BANGKIT

Momentum Hari sumpah Pemuda yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober merupakan catatan sejarah yang menggambarkan semangat persatuan pemuda dalam membebaskan rakyat Indonesia dari Penindasan dan penghisapan kolonial belanda dan feudal. Tepat pada 28 oktober 1928, diselenggarakannya kongres II Pemuda Indonesia di Jakarta yang kemudian menyepakati sebuah Sumpah Pemuda yang berisikan “ Tanah Air satu, Berbangsa satu, Berbahasa satu”
Sumpah pemuda yang digagas ini bertujuan untuk mengobarkan semangat persatuan baik di tubuh pemuda serta rakyat Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dari cengkraman Kolonial Belanda dan feudal.

Akan tetapi, tepat pada peringatan Hari Sumpah Pemuda ke-86 ini, kondisi rakyat Indonesia masih saja belum mampu menikmati kemerdekaan untuk berdaulat dan mandiri menentukan nasibnya sendiri. Kemerdekaan yang menjadi jembatan emas menuju kesejahteraan rakyat Indonesia hingga saat ini masih belum juga tercapai. Bahkan Indonesia yang baru melantik Presiden Jokowi sebagai Presiden ke-7, belum menunjukkan visi misi dan program aksi yang memberikan sebuah harapan yang banyak untuk dapat mewujudkan kesejahteraan Indonesia.

Sebab, system pemerintahan Jokowi-JK masih saja sama dengan 10 Tahun SBY yang berada di bawah cengkraman kekuatan Imperialisme AS dan Feodalisme yang menindas rakyat Indonesia. Karena bagi kami, imperialisme AS dan Feodalisme menjadi akar persoalan yang merampas tanah rakyat, menerapkan politik murah, tidak memberikan lapangan kerja, membuat pendidikan dan kesehatan mahal serta menjadikan sebagaian masyarakat Indonesia harus dieksport menjadi tenaga kerja di luar negeri.

Artinya jika Jokowi tidak mampu melepaskan cengkraman asing khususnya imperialisme AS dan feodalisme (tuan tanah) yang menguasai sector ekonomi dan social budaya di Indonesia, Maka tak ubahnya kekuasaan Jokowi-JK hanya akan menjadi kaki tangan bagi asing dan tuan tanah. Beberapa hari Jokowi-JK dilantik dirinya disibukan dengan mengurusi polemik menetapkan menteri-menterinya.

Akan tetapi, secara bersamaan pula terjadi persoalan-persoalan rakyat yang terabaikan. Seperti; penembakan terhadap 1 orang masyarakat adat di Kalsel yang mempertahankan tanahnya oleh aparat (21/10/2014). Demikian pula, kasus pendudukan lahan yang dilakukan oleh aparat keamanan terhadap lahan petani di takalar Makasar yang mempertahankan tanah 3000 Ha yang bersengketa dengan PTPN XIV, berujung kekerasan terhadap petani (27/10/2014). Aparat keamanan mengkeroyok 2 orang petani dan menangkap 1 orang. Sedangkan kasus kriminalisasi terjadinya juga pada Yunny Calon Buruh Migran di Semarang yang dituduh menipu PTKIS gagal berangkat dan tidak mampu membayar uang ganti rugi sebesar Rp. 19.25 juta. Atas tuduhan tersebut, Polisi setempat malah menangkap dan memenjarakan Yunny sejak 8 Juni 2014.

Seharusnya perkaa Yunny menjadi pekara perdata, namun Yuni malah dikriminalisasi. Terlihat sekali bahwa aparat dan pengadilan membela kepentingan PJTKI/swasta. Ini kasus pertama di Indonesia, Yunny dijadikan kelinci percobaan untuk menggertak semua calon BMI agar tunduk pada peraturan PJTKI/swasta. Sudah menjadi korban kemiskinan terpaksa keluar negeri karena tidak mampunya Negara menciptakan lapangan kerja,kini harus mendekam di penjara. Ironinya lagi, Pemerintahan Jokowi-JK yang baru seumur jagung dilantik akan mengambil sikap pencabutan subsidi BBM dengan berencana menaikkan harga BBM di awal November. Dan sesungguhnya kenaikan Harga BBM ini telah diwacanakan pasca dirinya terpilih. Menurut FPR, bahwa alasan mencabut subsidi dan menaikkan harga BBM oleh Jokowi-JK tidak berbeda dengan alasan sewaktu SBY dalam hal menaikkan Harga BBM. Padahal kita ketahui bersama, PDI P sebagai pengusung Jokowi-JK saat ini, merupakan paling konsisten menolak kenaikan harga BBM semasa SBY.

Alasan mencabut subsidi dan menaikkan BBM bukan semata-mata karena defisit anggaran, pengalihan subsidi dan harga minyak dunia. Namun persoalannya adalah karena Indonesia tidak berdaulat dan mandiri dalam mengelola ladang-ladang minyak di Indonesia. Terbukti bahwa Perusahaan minyak asing terutama milik imperialisme AS menguasai hampir 90% ladang minyak Indonesia dan hasil produksinya bukan untuk memenuhi kebutuhan minyak domestic Indonesia. Namun, hasil-hasil minyak Indonesia diangkut oleh asing untuk dijual ke pasar Internasional demi meraup keuntungan yang lebih besar. Oleh karena itu, kami Aliansi FRONT PERJUANGAN RAKYAT (FPR) dalam momentum Hari Sumpah pemuda Menolak Kenaikan Harga BBM dan menyampai tuntutan lain;
1. Hentikan kriminalisasi terhadap petani takalar Makassar dan Tarik mundur pasukan Brimob Makassar dari lahan Petani. Negara harus melindungi Petani dan memberikan hak Petani Takalar atas pengelolahan lahan 3000 Ha yang ingin dirampas PTPN XIV.

2. Bebaskan Yuni Calon Buruh Migran Indonesia asal Semarang yang ditahan oleh kepolisian setempat.

3. Pemerintahan Jokowi-JK harus memberikan Hak Pemuda atas pendidikan dan lapangan kerja.

4. Batalkan kenaikan BBM, Nasionalisasi asset Negara untuk kesejahtetaan rakyat. Demikian pernyataan sikap FPR dalam aksi damai Sumpah pemuda pada 28 oktober 2014. Kiranya aspirasi dan tuntutan ini dapat direalisasikan. Terima kasih. 28 Oktober 2014

Hormat kami,

FRONT PERJUANGAN RAKYAT Roedi HB Daman

Kordinator FRONT PERJUANGAN RAKYAT (Gabungan Serikat Buruh Independen, Aliansi Gerakan Reforma Agraria, Asosiasi Buruh Migran Indonesia, Liga Pemuda Bekasi, Front Mahasiswa Nasional)

Minggu, 26 Oktober 2014

Oi MENGAJAK BMI UNTUK BERDONOR

Oi MERAH PUTIH MENGAJAK BMI BERDONOR

Minggu 26 Oktober 2014 Oi Merah Putih Hong Kong mengadakan donor darah. Ini merupakan salah satu program kegiatan rutin yang dilakukan setiap empat bulan sekali. Tidak seperti biasanya acara donor kali ini diikuti oleh beberapa buruh migran yang bukan anggota, karena memang sebelumnya melalui media sosial facebook kita mengajak para buruh migran untuk bergabung dalam bakti sosial donor darah.

Kegiatan donor darah yang mengambil tempat di Hong Kong Red Cross Blood Transfusion Servis CousWay Bay dimulai pukul 14.00 waktu setempat. Sebelum donor dilakukan, diadakan cek kesehatan terlebih dahulu dan hanya bagi mereka yang memenuhi sarat saja yang bisa berdonor.
Diantaranya tekanan darah normal, tidak sedang mengkonsumsi obat, tidak mengindap suatu penyakit, dan sarat lain yang berhubungan dengan kesehatan.

Bagi sebagian orang, donor darah adalah suatu hal yang menakutkan. Namun taukah anda, bahwa donor darah sangat besar manfaatnya. Satu tetes darah adalah kehidupan bagi yang membutuhkan.

Disamping menolong mereka, sipendonor juga mendapatkan banyak manfaat antara lain: Dapat memeriksakan kesehatan secara teratur, akan tumbuh darah baru setelah kita berdonor, bisa menurunkan resiko terkena penyakit jantung, kadar zat besi dalam tubuh tetap setabil, menurunkan berat badan sekitar 7 persen.
Membantu mendeteksi masalah kesehatan, mengontrol tekanan darah, menurunkan kolesterol, meningkatkan produksi sel darah merah.
Donor darah juga bisa meningkatkan fungsi paru-paru dan ginjal.

Mari berbagi setetes darah adalah kehidupan bagi mereka yang membutuhkan (*) Yani Serdadu

Sabtu, 23 Agustus 2014

NIAGA BPP

NIAGA PADAT KARYA BPP

Badan Pengurus Pusat (BPP) Ormas Oi dalam, mewujudkan pilarnya dibidang Niaga telah membuat terobosa-terobosan baru, diantaranya niaga online.

Dengan membenahi sistem niaga diharapkan bisa lebih membantu anggota yang tersebar diseluruh pelosok Nusantara dan Luar Negri. Niaga BPP Oi yang juga bertujuan untuk membantu para anggota membuka outlet marchandise Oi dengan product original kwalitas BPP.

Seperti dijelaskan oleh Sekejen BPP, Bapak Ainu Rofik, 30/6/2014, melalui pesan. "Niaga BPP Oi tujuanya untuk membantu temen-teman, membuka outlet merchandise Oi dengan product original kwalitas BPP, dengan cara reseller diskon 25% dari harga jual dengan pembelian minimum 3 pcs." katanya.

Selain niaga BPP Online, BPP juga membuat program "NIAGA PADAT KARYA"

"Niaga padat karya adalah, kegiatan niaga yang dapat menampung karyawan dari anggota Oi sebanyak mungkin, hal ini sesuai dengan tujuan didirikanya Oi yg salah satunya adalah, sebagai fungsi pembinaan dan perberdayaan anggota."

Masih menurut Pak Ainu Rofik. Tujuan diadakanya niaga padat adalah agar seluruh anggota Oi dengan mudah dapat mendirikan.usaha-usaha, dengan modal kecil, yang difasilitasi oleh BPP sehingga tercipta pemerataan dalam pemberdayaan anggota.
"Selain itu tujuan didirikan niaga Oi padat karya adalah, agar seluruh anggota Oi dengan mudah dapat mendirikan usaha-usaha niaga dengan modal yang kecil yang di fasilitasi oleh BPP. Sehingga tercipta pemerataan dalam pemberdayaan anggota dan Insyaallah nanti kita akan canangkan gerakan 1000 gerobak niaga Oi di seluruh Indonesia." pungkasnya.(*) Yani Serdadu

Kamis, 14 Agustus 2014

HONG KONG PEMILU KACAU

PEMILU HONG KONG KACAU Pemilu di Hong Kong yang diadakan pada hari Minggu 6/7/2014, berakhir dengan kericuhan.

Berawal ketika waktu menunjukan pukul 17.00 dan masih banyak yang belum mencoblos. Pesta demokrasi digelar di Victoria Park- CousWay Bay dengan waktu pemungutan suara mulai pukul 09.00-17.00 dinilai kurang maksimal. Pada pukul 17.00 masih banyak massa yang belum menggunakan hak pilihnya, akan tetapi TPS sudah mau ditutup, TPS ditutup pukul 17.00 massa yang mengantri berjam-jam merasa kecewa ahirnya berteriak dan menuntut agar TPS dibuka kembali.

Disamping itu massa yang sudah memilihpun ikut mendukung tuntutan mereka dengan berteriak " buka, buka." massa semakin tak terkendali dan merobohkan pagar pembatas. Theris BMI asal NTT, mengaku melihat kecurangan, "Saya melihat ada kecurangan, ada yang mengacungkan jari dengan kode nomer urut salah satu capres kok dibuka. Ini bocor kalau begitu tidak adil, saya tidak terima." katanya dengan nada tinggi.

Sementara wati BMI asal Purwokerto menyayangkan minimnya ijin waktu yang diajukan KJRI ke pihak pengelola Victoria Park. "Kita memilih lima tahun sekali, saya sudah ngantri berjam-jam tapi ketika tiba waktunya, hak pilih saya hilang begitu saja, curang ini, curang. Petugas KPU, KJRI kan mereka dapat gaji, kenapa tidak mau meminta ijin sampai jam tujuh ? sedangkan untuk acara lain (acara organisasi-red) saja bisa sampai jam tujuh malam." paparnya penuh emosi.

Negosiasi, Konsulat Jendral Rebuplik Indonesia (KJRI) dan KPU yang berjalan ngaret, membuat massa semakin tidak sabar dan mendesak , panitia KPU untuk melanjutkan pemilihan di KJRI. Ketika dikonfirmasi mengenai kecurangan yang disebut-sebut, Sigit Pamungkas salah seorang komisioner KPU menjelaskan dari lokasi, "Silahkan catat saja namanya siapa yang berbuat curang, ini waktunya sudah habis kita sedang berunding, kalau ijin sampai jam lima, ya kita tidak bisa berbuat apa-apa, sementara di KJRI tidak bisa, pak Kojen sudah bilang, tempatnya tidak memungkinkan." jelasnya.

Ahirnya dengan penuh kekecewaan massa membuat data BMI yang belum mencoblos dengan menuliskan no Hong Kong Id card. Menurut sebuah sumber yang tidak mau disebutkan namanya, mereka sudah mencatat nama-nama yang melakukan kecurangan, dalam pemilu lengkap dengan saksinya. Menanggapi hal ini Panitia Pengawas Pemilu Luar Negri (Panwaslu) membuka pelaporan dan pengaduan, dugaan pelanggaran pada pelaksanaan pemilu. Bertempat di sekertariat Panwaslu Hong Kong, ruang IPC ( Art Galery) KJRI, 127-129 Leighton road-CousWay Bay. dengan kontak telphone Ahmad Galih 6659) 0871 Abdul Razak 51602578 Benu Hidayat 9142 5539. Pengaduan harus disertai dengan bukti-bukti, dan paling lambat 3 hari setelah kejadian. TPS pertama di Luar Negri adalah di Hong Kong. Panitia Pemilihan Umum menyediakan 13 Tempat Pemungutan Suara (TPS) masing-masing TPS memiliki 6 bilik, dengan lokasi dipusatkan di CousWay Bay, untuk melayani BMI yang tersebar diseluruh Hong Kong. Pada awalnya, massa antri mengular dengan tertib, untuk menggunakan hak pilihnya dalam tekanan musim panas keadaan puasa membuat beberapa BMI pingsan.

Suasana ini berbeda ketika pemilihan Legislatif April lalu, angka kenaikan yang drastis pada pemilihan legislatif hanya tercatat 6000 pemilih, dari 150 ribu lebih BMI yang ada di Hong Kong. Ini menunjukan ketidak percayannya masyarakat terhadap pemerintah. Namun pada pemilihan presiden Capres Prabowo dan Capres Jokowi seolah membawa semangat baru ini, bisa dilihat dari kenaikan jumlah pemilih yang sangat drastis, menjadi 23.569. Dari pengalaman pemilihan legislatif yang boleh dikatakan keteteran, seharusnya KJRI tanggap, minimal dengan menambah TPS atau membagi daerah pemilihan menjadi dua tempat, yang bertujuan untuk menghindari tumpleknya massa pada satu titik.

Ijin waktu seharusnya bisa lebih dari jam lima, karena penggunaan lapangan Victoria Park bisa sampai jam tujuh malam. Ratusan Warga Negara Indonesia yang menjadi buruh migran di Hong Kong merasa dirampas haknya untuk bersuara, mereka berharap ada pemilihan ulang bagi yang belum mencoblos. Stop diskriminasi terhadap buruh yang ingin menggunakan haknya dan tindakan tegas bagi oknum yang melakukan pelanggaran tanpa pandang siapa dia. (*)

Selasa, 17 Juni 2014

TANTANGAN TRISAKTI BAGI JOKOWI

TANTANGAN TRISAKTI BAGI

JOKOWI
Sejak Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berhasil memenangkan Pemilihan Kepala Daerah DKI-Jakarta, banyak di antara penduduk yang menjadi gandrung kepada pasangan itu. Kejujuran, keseriusan dan gaya memimpin dengan “blusukan” ke segala pelosok ibukota, kunjungan mendadak ke kantor-kantor bupati atau lurah dan kegiatan “merakyat” lainnya yang tak pernah dilakukan oleh pejabat-pejabat yang mendahuluinya telah menambah kepopuleran Jokowi.


Bukan hanya di Indonesia kita temukan gejala munculnya seorang tokoh populis. Di Amerika Latin, gejala ini disebut “el Caudillismo” (caudillo berarti pemimpin). Gejala sosial yang disebut “Caudillismo” ini muncul pada abad XIX yang berarti munculnya seorang pemimpin dengan kwalitas dan kepribadian atau karisma yang besar. El “Caudillo” ini mencapai kekuasaan berkat terciptanya pemujaan terhadap dirinya di berbagai sektor penduduk yang mengharapkan terselesaikannya masalah-masalah besar yang dihadapinya. Ditengah-tengah kebobrokan dan kebusukan Pemerintahan dengan para pejabat dan elit politiknya yang tak pernah “turun kebawah”, yang tanpa malu-malu menghamburkan dan merampok uang Rakyat untuk foya-foya dan memenuhi pundi-pundinya sendiri, sangat dimengerti kalau orang menjadi terpikat atau bahkan menjadi pemuja dan pendukung fanatik Jokowi. Saya alami sendiri ejekan dan cemooh dari orang-orang yang bersikap membuta yang menjadi agresif terhadap orang lain yang mengemukakan pandangan yang kritis.


Tidak adanya sebuah partai politik yang sungguh-sungguh mewakili aspirasi Rakyat juga telah mendorong orang beralih untuk menaruh harapannya kepada seorang “juru selamat” , seorang tokoh yang jujur, bersih, dan lain dari pada tokoh-tokoh yang sudah sejak lama membuat Rakyat muak. PDI-P pun tidak dianggap Rakyat sebagai partai politik yang mewakili kepentingannya. Ini jelas terlihat pada hasil pemilu legislatif setelah tahun 1999, yang menunjukkan kedudukan PDI-P di mata Rakyat terus merosot. Diajukannya Jokowi sebagai capres oleh Megawati adalah karena ia sendiri sudah dapat dipastikan tidak akan bisa memenangkan pemilihan presiden. Rakyat sudah dibikin kecewa ketika ia memangku jabatan Presiden tahun 2002-2004. Kasarnya majunya Jokowi diharapkan dapat meningkatkan suara bagi PDI-P. Namun harapan inipun gagal!

Megawati memberi mandat kepada Jokowi untuk melaksanakan Trisakti Sukarno (14 Mei 2014, Jakarta, Kompas.com “Keseleo lidah,Surya Paloh bikin Megawati tertawa). Kemudian, 18 Januari 2014, saya baca di internet berita “Hanura berharap, bersama PDI-P, bisa melaksanakan Trisakti Sukarno di Indonesia”. Rupanya kalangan elit politik menjelang pemilu 2014 terjangkit demam “Trisakti Konsep Trisakti Bung Karno adalah: “Berdaulat dalam politik”, “Berdikari dalam ekonomi” dan “Berkepribadian dalam kebudayaan”. “Berdaulat dalam politik” tidak bisa dipisahkan dari ”Berdikari dalam ekonomi”. Dimilikinya sebuah ekonomi yang mandiri, tidak tergantung kepada modal asing yang diselubungi dengan kata “bantuan” adalah syarat yang harus dipenuhi untuk dapat berdaulat dalam politik.

Konsep Trisakti tidak dapat dipisahkan dari penolakan Bung Karno kepada Exploitation de l’homme par l’homme (Penghisapan manusia atas manusia). Masalahnya sekarang adalah apakah para tokoh-tokoh elit politik yang sedang kena demam “Trisakti” itu mengerti betul apa arti dan hakekat dari konsep Sukarno itu? Apakah mereka sadar akan musuh-musuh yang harus mereka hadapi seandainya mereka sungguh-sungguh ingin dengan konsekwen menerapkan Trisakti? Saya agak meragukan Jokowi memahami hakekat atau inti sari dari konsep Trisakti. Jokowi tidak mampu atau tidak mau melihat perbedaan pokok antara Megawati dan Sukarno. Ia mengaku Sukarno sebagai mentornya, dan Megawati juga diakui sebagai mentornya. Padahal kedua orang itu, walaupun ada hubungan darah bapak dan anak, namun ide yang ada dikepala masing-masing sangat bertentangan. Pemerintahan Sukarno adalah sebuah pemerintahan nasionalis anti-nekolim (neo-kolonialisme dan imperialisme) dengan salah satu manifestasi terbesarnya adalah Konferensi Asia-Afrika di Bandung, Ganefo (Games of New Emerging forces).


UU Pokok Agraria dan UU Bagi Hasil yang menguntungkan kaum tani juga dikeluarkan pada Jaman Sukarno. Justru karena sifat-sifat positif inlah pemerintahan Sukarno ditumbangkan oleh Imperialisme AS melalui tangan berdarah anteknya, jaitu Jenderal Suharto. Sudah tentu, tegaknya sebuah pemerintahan nasionalis anti-nekolim dan dalam batas-batas tertentu pro kaum tani yang dipimpin Sukarno, sama sekali tidak dapat dilepaskan dari kenyataan adanya sebuah gerakan massa buruh, tani, mahasiswa, pelajar, pemuda, wanita, kaum intelektual revolusioner yang terorganisasi dan partai-partai kiri pendukung Sukarno, termasuk PKI. Ketidak-mungkinannya seorang tokoh nasional, tak perduli berapa besarnya kepopulerannya di kalangan massa, untuk merubah sebuah sistim, atau dalam kasus Sukarno, mencegah terjadinya pembantaian masal terhadap manusia tak berdosa, telah dibuktikan dengan lumpuhnya Sukarno begitu kekuatan massa terorganisasi dan partai politik yang konsekwen mendukungnya dihancurkan. Sementara itu, pemerintahan Megawati tidak lebih dan tidak kurang adalah sebuah pemerintahan boneka AS yang dengan setia menjalankan politik neoliberal dan semua resep yang diajukan lembaga-lembaga keuangan imperialis seperti IMF dan Bank Dunia.


Keinginan Kwiek Gian Gie untuk melepaskan Indonesia dari jeratan hutang yang sengaja dipasang IMF pun tidak terlaksana karena tidak mendapat dukungan yang semestinya. Pernah seseorang dengan serampangan mengejek dan mencemooh saya karena dianggapnya saya melupakan Tragedi Nasional 1965, hanya karena tidak dilihatnya tulisan saya di internet ketika orang ramai menulis untuk memperingati kejadian itu. Padahal, justru karena satu haripun tidak pernah lewat tanpa pikiran dan hati saya teringat kepada jutaan korban pembunuhan, pemenjaraan, penyiksaan dan penghinaan yang dilakukan oleh algojo-algojo fasis, maka saya tidak pernah ingin melupakan pelajaran-pelajaran pokok yang telah dibayar dengan sangat mahal itu. Dan saya bersyukur ternyata tidak sendirian dalam harapan tidak tersandung dengan batu yang sama untuk kedua kalinya. Walaupun tidak sedikit juga yang melupakan sebab-sebab dan kondisi yang mengakibatkan pembantaian itu.


Jokowi adalah seorang borjuis nasional. Pengalaman sejarah menunjukkan kegagalan tokoh-tokoh nasionalis borjuis berbagai negeri, seperti Nasser, Nyrere, Nkrumah, Nehru untuk membangun negeri yang secara politik dan ekonomi bebas dari dominasi imperialis dan neo-kolonialis dan memberi kemakmuran kepada rakyatnya. Mengapa? Pertama, dalam jaman kapitalisme monopoli dunia dewasa ini, kekuasaan kapital monopoli internasional yang didukung oleh Negara-Negara imperialis serta semua lembaga dagang dan keuangannya, seperti WTO, IMF, Bank Dunia, dan lain-lainnya, sudah begitu besar dan kuatnya sehingga bornas tak mampu melawannya. Karena tidak berdaya, maka jalan yang paling sering dipilih bornas adalah menyerah dan tunduk kepada kaum monopoli asing. Kedua, kaum Imperialis tidak akan pernah mengijinkan negeri-negeri Dunia Ketiga berkembang dan menjadi saingannya. Mereka sangat berkepentingan untuk mempertahankan kondisi negeri-negeri ini hanya sebagai sumber bahan mentah, tenaga kerja murah dan pasar bagi barang-barang produksinya yang sudah kelebihan sebagai akibat dari over-production.


Oleh karena itu setiap ada tokoh bornas suatu negeri Dunia Ketiga ingin membebaskan dirinya dari cengkeraman dominasi dan membangkang, tidak menjalankan kebijakan yang didiktenya, datanglah kaum imperialis yang dikepalai AS dengan ancaman destabilisasi politik dan ekonomi dan bahkan penggulingan pemerintahannya seperti Jacobo Arbenz di Guatemala, João Goulart di Brazil, Salvador Allende di Chile dan termasuk pemerintahan Sukarno. Contoh yang lebih baru adalah perang Irak yang menggulingkan Saddam Hussein, Jenderal Khadafi di Libia dan usaha penggulingan Bashar Al-Assad di Suriah.


Berdikari dalam ekonomi supaya dapat berdaulat dalam politik berarti harus berani melawan Imperialisme yang berdiri dibelakang modal monopoli asing dan semua lembaga dagang dan keuangan internasional serta semua perjanjian dan peraturan yang menghancurkan ekonomi nasional dan lingkungan yang sudah ditandatangani oleh pemerintahan sebelumnya; berani berpihak kepada kaum tani dengan mengembalikan tanahnya yang dirampas dan menjalankan reforma agraria sejati, berani berpihak kepada kaum buruh dengan memenuhi tuntutannya, seperti penghapusan outsourcing, jaminan sosial untuk seluruh rakyat yang ditanggung sepenuhnya oleh Negara, melindungi hak-hak demokratisnya, berani melawan tuan tanah pemilik monopoli tanah, kaum kapitalis birokrat dan kapitalis komprador. Bersediakah dan mampukah Jokowi menghadapi dengan konsekwen lawan-lawan klas berat ini?

Membaca “Revolusi Mental”nya Jokowi, kita tersentuh oleh keprihatinannya atas kebobrokan dan keamburadulan dalam masyarakat yang sama sekali tak dapat diatasi oleh semua pemerintahan jaman reformasi. Adalah positif ditudingnya oleh Jokowi masalah-masalah antara lain, “prinsip-prinsip paham liberalisme”, “kebijakan ekonomi yang sekadar mengedepankan kekuatan pasar”, “menggantung kepada modal asing sementara sumber daya alam dikuras oleh perusahaan multinasional bersama para “komprador” Indonesia-nya; “membuka kran import untuk bahan makanan dan kebutuhan lain”; “kebijakan investasi luar negeri…tidak menciptakan banyak lapangan kerja, tetapi mengeruk keuntungan sebesar-besarnya”. Gagasan “Revolusi Mental” yang diajukan sebagai jalan keluar untuk mengatasi semua hal-hal yang ditunjukkan itu dan mencapai Trisakti Sukarno menunjukkan Jokowi sama sekali tidak tahu di mana akar atau biang keladi dari semua penyakit yang diderita masyarakat Indonesia.


Namun yang mengherankan lagi adalah orang-orang yang mengaku mengenal Marxisme kontan menganggap gagasan “revolusi mental” sebagai sesuatu yang genial! Kalau kita lihat Kamus Bahasa Indonesia Komtemporer oleh Drs. Peter Salim,M.A, maka dijelaskan, antara lain, mental adalah sesuatu yang ada dalam diri manusia, ….mental berhubungan dengan sikap dan watak manusia. Orang yang mengenal Marxisme tentunya mengakui bahwa mental, sikap dan watak manusia lahir, berkembang dan dipupuk oleh keadaan materi sekitarnya. Sungguh tak bisa saya membayangkan betapa jauh dan dalamnya jurang yang memisahkan “revolusi mental” itu dengan pelaksanaan Trisakti. Pada jaman Sukarno, ide-ide progresifnya mendapat dukungan kuat massa rakyat yang terorganisasi. Tidah jauh dari kenyataan kalau kita mengatakan bahwa Sukarno ketika itu “berkoalisi” dengan Rakyat yang terorganisasi dengan tingkat kesadaran politik cukup tinggi. Tapi mengatakan bahwa sekarang Jokowi berkoalisi dengan rakyat adalah absurd! Secara sederhana dan dangkal orang menginterpretasi komunikasi Jokowi dengan sektor penduduk yang ia temukan dalam “blusukan”nya sebagai bentuk koalisinya dengan rakyat. Padahal jelas gamblang di depan mata kita, Jokowi sedang mendapat “lamaran” koalisi dari berbagai partai dan tokoh yang sudah lama kita kenal busuknya.

Semakin banyak partai dan tokoh elit politik yang ketularan demam “Trisakti”, semakin jelas bagi kita bahwa pengertian mereka akan “Trisakti” sama sekali tidak sama dengan konsep “Trisakti” yang diinginkan oleh Sukarno. Sehingga yang terjadi adalah pengebirian dan revisi terhadap konsep “Trisakti”. Karena, kalau kita mau dengan jujur mengakui, Trisakti yang sejati sebenarnya hanya bisa dilaksanakan oleh sebuah pemerintahan rakyat nasionalis yang anti imperialisme dan berani mengusir modal asing dan perusahaan multinasional serta semua politik dan peraturan yang mereka dikte. Dengan kata lain, membebaskan ekonomi dan politik Indonesia dari jajahan, dominasi dan dikte kaum imperialis. Artinya, mengambil resiko seperti yang telah dilakukan Sukarno dan juga para pemimpin bornas berbagai negeri Dunia Ketiga yang sudah ditumbangkan oleh kaum imperialis dan antek-anteknya. Inilah tantangan buat Jokowi kalau betul-betul mau dengan konsekwen menerapkan konsep Trisakti yang sejati!

Belanda 19 Mei 2014
T. Lukman

Jumat, 13 Juni 2014

PERSIDANGAN KASUS KARTIKA

SIDANG KARTIK "KORBAN PERBUDAKAN MODERN"

UPDATE SIDANG KARTIKA 13 Juni 2014

Hari ini adalah sidang lanjutan kasus Kartika. Kartika adalah satu dari ribuan korban perbudakan modern.
Anggota Justice for Erwiana and All Migrant Domestic Workers Committee menggelar aksi dukungan di depan pengadilan Labour Tribunal di sela-sela break makan siang.

Pagi ini majikan Perempuan telah selesai memberi kesaksian dan siang ini diteruskan dengan majikan laki-laki.

"Mari terus berharap dan berjuang untuk yang terbaik bagi Kartika. Selain kasus upah dan libur, Kartika masih punya hak kompensasi yang perlu dituntut. Kami berharap Kartika akan menuntut hak kompensasi nya." Tulis Eni Lestari dari justic for Erwiana and all migran domestic workers committe melalui pesan.

Buruh harus bersatu untuk selamat, karena keselamatan kita dari penindasan adalah persatuan. (*)

Rabu, 11 Juni 2014

MURAHNYA UPAH BURUH BERAKIBAT FATAL


Seorang buruh asal Bandung mengakhiri beban hidupnya dengan cara yang tragis.
Rizal Abidin 24th, warga Pasirkumeli Baros Cimahi Jumat 6/6 ditemukan tewas gantung diri diduga  lantaran stres gaji tidak pernah naik,(pos kota.com).

Tingkat kesejahteraan buruh Indonesia sudah pada titik terendah yang perlu perhatian serius.
Kapitalis lupa bahwa buruh adalah kekuatan , Pemerintahpun seolah memuluskan praktek perbudakan  yang dilakukan mereka. 
Dengan sistim kerja kontrak, jam kerja yang panjang,  dan murahnya upah buruh adalah bentuk nyata perbudakan.

Selasa, 10 Juni 2014

Oi "DAUR ULANG"

Oi MENJADI JUARA " Dengan barang bekas"

Minggu 8/7/2014 Oi Merah Putih bersama puluhan organisasi Buruh Migran Indonesia lainya di Hong Kong, berlomba mengadu hasil karya kreatifnya, dengan desain pakaian casual yang berbahan dasar daur ulang.
Tidak hanya beradu karya, namun mereka juga saling membuktikan bahwa mereka benar-benar paham tentang hak-hak pekerja migran Indonesia serta hukum-hukum yang berlaku di Negara penempatan, dalam rangkaian cerdas cermat.


Acara ini diselenggarakan oleh Aliansi PILAR ( Persatuan BMI - Hong Kong Tolak Overcarge), untuk memperingati hari jadinya yang ke- 7. Selain memberi wadah kreatifitas anggota, lomba juga melatih anggota untuk cerdas dan mengerti terhadap tuntutan Buruh Migran Indonesia (BMI). Peserta tidak hanya memperagakan busana tapi juga harus menyampaikan pidato singkat tentang tuntutan BMI. Seperti disampaikan oleh koordinator PILAR Eni Lestari . 9/6 melalui pesan. " Lomba fashion daur ulang bertujuan untuk memberi wadah kreatifitas anggota, dengan memanfaatkan barang bekas dan tidak perlu mengeluarkan biaya, yang suka fashion tapi tidak perlu mahal dan Tetap menarik, mereka juga dilatih untuk cerdas dengan bisa menjelaskan tuntutan BMI." ujarnya.


Lomba yang digelar dilapangan rumput Victoria Park menjadi pusat perhatian para BMI yang libur. Dengan berbagai pertimbangan dewan juri memutuskan para juara lomba fhasion daur ulang adalah sebagai berikut;

Juara I adalah Organisasi Beringin Tetap Maju (BTM). Mereka menggunakan bahan daur ulang plastik, kertas dan kardus bekas tempat telor untuk membuat baju. Untuk selanjutnya pemenang diangkat menjadi duta PILAR.

Juara II diraih oleh Apresiasi BMI Pencinta Seni (AGITAS), dengan bahan kardus bekas telor plastik dan kertas.

Juara III diraih oleh Oi Merah Putih, dengan bahan daur ulang dari bungkus kopi.


Selain lomba busana daur ulang, juga lomba cerdas cermat tentang hak-hak BMI, dan hukum ketenagakerjaan yang berlaku. Tujuannya lomba ini untuk memotifasi anggota agar lebih memahami hak-hak dan hukum untuk melindungi diri sendiri. Diharapkan mereka bisa membuka pusat konseling untuk membantu kawan BMI lainya.
"Untuk memotivasi teman-teman BMI agar terdorong belajar hukum ketenagakerjaan Hong Kong, sehingga mereka paham dan bisa melindungi diri sendiri selama bekerja. PILAR juga berharap setiap organisasi bisa membuka team konseling untuk membantu lainnya." papar Eni Lestari.


Dari lomba cerdas cermat yang materinya tentang hukum ketenagakerjaan di negara Hong Kong serta hak-hak para BMI, telah melahirkan tiga juara yang siap terjun sebagai konseling untuk membantu sesama BMI.

Juara I Asosiasi Tenaga Kerja Indonesia (ATKI)

Juara II Oi Merah Putih HK

Juara III BTM.

Semoga materi -materi hukum ketenagakerjaan yang mereka kuasai bisa dipraktekan secara nyata untuk membantu sesama BMI, dengan menjadi konselor dan membuka pusat konseling bagi kawan-kawan yang sedang menghadapi masalah. Mari terus belajar, menjadi buruh migran yang cerdas(*)
Yani Serdadu

Senin, 26 Mei 2014

BURUH HARUS BANGKIT

"Kasus Kartika - KJRI harus naik banding"


HONG KONG-MINGGU 25 Mei 2014, untuk kesekian kalinya Jaringan Buruh Migran Indonesia (JBMI) mengadakan aksi solidaritas. Aksi yang diikuti 400massa memadati jalan di depan KJRI. Mereka meminta KJRI memberikan penjelasan kepada publik mengapa kasus Kartika sampai kalah. Massa juga meminta KJRI untuk naik banding, dalam waktu 14 hari.


J B M I – Komite Keadilan untuk Erwiana dan seluruh PRT Migran sangat kecewa atas keputusan Pengadilan Hong Kong yang membebaskan majikan Catherine Au Yuk San dari dakwaan pidana atas pelanggaran hukum.



Atas kekecewanya JBMI mengeluarkan pernyataan sikap solidaritas untuk Kartika. Perburuhan terhadap Pekerja Rumah Tangga Indonesia, Kartika Puspitasari. Hakim menyampaikan putusannya pada tanggal 21 Mei 2014 kemarin di Pengadilan Negeri Shatin. Seperti yang diberitakan media, Kartika bekerja pada keluarga Catherina Au Yuk San sejak Juli 2010.


Selama 22 bulan bekerja, dia dianiaya, tidak pernah diberi gaji dan libur. Majikan menyiksa dengan meninju, memukul dengan setrika panas, roda sepeda, hanger dan sepatu bahkan menggores dengan cutter. Waktu tidur, Kartika diharuskan duduk di kursi dengan tangan dan kaki terikat.


Kartika berhasil melarikan diri ketika keluarga majikan sedang berlibur di Thailand selama 5 hari dan meninggalkan dia sendiri di rumah dalam kondisi terikat tanpa makan dan minum.


Kartika yang tidak tahu Hong Kong dibantu sesama buruh migran, untuk meminta pertolongan dari kantor Konsulat RI (KJRI). Kartika menjadi kasus pertama penyiksaan terparah yang menimpa PRT Indonesia di Hong Kong sebelum Erwiana. Akhirnya tahun kemarin, Pengadilan menyatakan kedua majikannya bersalah telah menyiksa Kartika. Majikan perempuan dipenjara 5.5 tahun sedangkan majikan laki-laki dipenjara 3.3 tahun.


Labour Department Hong Kong kemudian juga mengajukan dakwaan pidana terhadap majikan Catherina Au Yuk San atas pelanggaran hukum perburuhan dengan tidak memberi gaji, libur dan hak-hak yang jumlahnya mencapai 86.000 kepada Kartika selama bekerja padanya. Persidangan atas kasus ini digelar pada tanggal 20 Mei 2014 dan Kartika kembali dihadirkan untuk memberi kesaksian.



Pada hari berikutnya, Hakim memutuskan bahwa majikan tidak terbukti bersalah. Hakim lebih memilih membebaskan majikan dari jeratan hukum dibanding membela korban karena ketidakpercayaan atas kesaksian Kartika utamanya di poin-poin berikut:

- mengapa Kartika bersedia bekerja selama 2 tahun jika tidak dibayar?

- mengapa Kartika tidak menceritakan persoalan yang menimpanya kepada sesama PRT ketika dia bertemu dengan mereka?

- bagaimana mungkin Kartika bekerja majikan mengikat tangannya?

Hakim juga menyatakan Kartika tidak mempunyai saksi lain untuk memperkuat pengakuannya di pengadilan. Keraguan Pada Kesaksian Kartika Berarti Ketidakpercayaan Terhadap Persoalan Penindasan Yang Menimpa PRT Indonesia di Hong Kong Keraguan dan ketidakpercayaan Hakim terhadap kesaksian Kartika menunjukan kurangnya pemahaman dia dan mungkin juga masyarakat Hong Kong atas pelanggaran-pelanggaran serius yang selama ini menimpa PRT migran, khususnya Indonesia.



Erwiana mungkin juga tidak akan diterima begitu saja Sebagai kasus penganiayaan tanpa tekanan luas buruh migran dan pendukungnya. Seperti halnya kita semua, Kartika adalah korban pengiriman tenaga kerja Indonesia yang lebih mengutamakan keuntungan dibanding kemanusiaan.
Kartika dan korban-korban kekerasan lain adalah bukti kongkret buruknya sistem penempatan tenaga kerja Indonesia keluar negeri.

Sistem pengiriman yang melimpahkan semua urusan kepada PPTKIS dan Agen, yang sengaja membutakan buruh migran dari hukum dan hak-haknya serta mengijinkan PPTKIS/Agen/majikan menahan dokumen dan memotong gaji secara tidak manusiawi, membiarkan ketika hak-hak buruh migran dirampas mulai gaji hingga libur dan yang memaksa buruh migran untuk selalu tunduk pada calo-calo pemeras dengan melarang kontrak mandiri dan pindah agen jika belum finish 2 tahun kontrak.



Hakim juga tidak mau mempertimbangkan ketidakberdayaan PRT yang hidup dibawah tekanan majikan jahat dan trauma yang harus ditanggung Kartika akibat perlakuan semena-mena. Hakim juga tidak mau mengakui kerentanan PRT migran akibat berbagai peraturan pemerintah Hong Kong yang merugikan mulai aturan imigrasi yang diskriminatif dan aturan dua minggu visa dan kewajiban serumah dengan majikan (live-in). Dengan kalahnya Kartika di kasus keduanya ini, berarti keadilan tidak sepenuhnya diberikan kepada Kartika.


Bagaimana Sebenarnya KJRI-Hong Kong Menangani Kasus Kartika? Sungguh aneh jika majikan yang sudah nyata-nyata dipenjara karena penganiayaan, masih bisa bebas dari dakwaan tidak memberi gaji dan hak-hak yang telah ditetapkan hukum perburuhan Hong Kong?

Padahal sejak kabur, Kartika sudah langsung dibawah pengayoman dan kasusnya langsung ditangani KJRI-Hong Kong. Bagaimana sebenarnya KJRI selama ini memandu Kartika menyiapkan kasusnya?

Apakah KJRI sungguh-sungguh memberitahu dan mendidik Kartika agar paham haknya dan tahu apa yang harus dilakukan demi memperjuangkan kasusnya agar mendapat hasil yang positif?

Apakah KJRI juga membantu Kartika untuk menuntutkan hak kompensasi pekerja dan kerugian atas cacat fisik dan moril yang dideritanya akibat penganiayaan yang dialaminya?

Selama ini, KJRI-Hong Kong tidak transparan memberitahu publik tentang perkembangan kasus Kartika. KJRI juga tidak memaksimalkan kasus-kasus kekerasan yang terjadi untuk mendidik buruh migran Indonesia agar memahami hak-hak jika jadi korban kekerasan.


KJRI seharusnya mengintensifkan penyuluhan agar korban-korban seperti Kartika dan Erwiana tidak terus berjatuhan.
Tuntutan Kami adalah;

Kasus Kartika mendesak untuk disikapi dan kami berharap KJRI-Hong Kong segera melakukan sesuatu untuk menyelamatkan kasus Kartika dan meyakinkan dia mendapatkan keadilan yang seharusnya dia nikmati. Sebagai bentuk dukungan maka kami menuntut KJRI-Hong Kong untuk: -
Memberi penjelasan publik tentang apa yang sebenarnya telah terjadi dan bagaimana KJRI menangani kasus Kartika - Mendesak Labour Department untuk naik banding kekalahan kasus Kartika yang harus dilakukan dalam waktu 14 hari setelah putusan pengadila

- Memperjuangkan hak kompensasi dan kerugian bagi Kartika Tanpa pemenuhan tuntutan diatas, maka keadilan bagi Kartika masih belum diberikan sepenuhnya. Kami akan terus memonitor kasus Kartika. Namun lebih dari itu, kami juga akan terus mengkampanyekan perubahan peraturan-peraturan yang merugikan PRT migran agar tidak ada lagi korban-korban lain seperti Kartika, Erwiana, Anis maupun Rowena. (*)
Yani Serdadu

Jumat, 23 Mei 2014

FAMA DAN ORMAS OI BRSATU DUKUNG KPK

ORMAS OI DAN FAMA Turun jalan mendukung KPK JOGJAKARTA, 20 Mei 2014, Organisasi masyarakat ( Ormas) Oi dan Fals Mania(FAMA), bergabung bersama puluhan komunitas yang ada di jogja mengadakan aksi turun jalan dalam rangka mendukung langkah KPK (Koalisi Pemberantasan Korupsi) untuk msmberantas korupsi.

Sekitar 1500 massa yang tergabung dari komunitas seniman dan 30 komunitas non parpol, berkumpul sejak pukul 15.00 di Alun-Alun utara Jogjakarta. Setelah persiapan selama satu jam, kemudian mereka mulai turun kejalan pukul 16.00 waktu setempat dan bergerak menuju Bangsal Kepatihan Malioboro. Aksi damai dengan tema "JUJUR BARENG" berjalan tanpa teriakanan yel-yel. " Kita mencoba menciptakan aksi damai ,kami rasa lewat spanduk itu sudah cukup menyampaikan aspirasi kami, paling cuma teriakan Oi dan hoyaaa." Kata ketua umum Fama Jogjakarta Wiwil. Saat dihubungi Jumat malam 23/5.

Wiwil juga menjelaskan, tujuan dari aksi damai ini mutlak mendukung gerak langkah KPK dalam memberantas korupsi. Dan membuktikan kepada khalayak bahwa Oi dan Fama di Jogjakarta bisa bersatu. "maksud dan tujuan dari aksi itu adalah, mutlak untuk mendukung gerak langkah KPK dalam memberantas korupsi, sebagi Fans Club_Iwan Fals, kita hurus peduli dengan nasib bangsa.


Di samping itu untuk membuktikan kepada khalayak bahwa kami antara Oi dan FAMA Jogja bersatu bukan cuma di omongan, tapi kami bisa berkarya bersama dan nyata." Sebagai perempuan yang aktif didalam organisasi, Ketum FAMA Jogjakarta berharap, Indonesia terbebas dari korupsi agar rakyat hidup makmur, tercipta lapangan pekerjaan baru, dan tidak ada yang menjadi buruh migran ke Negara tetangga. " Harapan saya, semoga Indonesia terbebas dari budaya korupsi supaya rakyat hidup makmur serta bisa menciptakan lapangan pekerjaan sehingga rakyatnya tak perlu kerja di Luar Negri." Pungkasnya.


Aksi dengan tema" JUJUR BARENG" dilanjutkan pada malam hari dengan acara orasi budaya, di Mallioboro berjalan lancar. Acara ini juga mengajak masyarakat untuk ikut serta meyuarakan kejujuran. " Mengajak masyarakat untuk ikut serta menyuarakan kejujuran. dan malemnya di lanjutkan orasi budaya di Jl. Mallioboro. Alhamdulillah rame acaranya, dan berjalan lancar di sambut baik oleh media dan masyrakat." Kata Saefudin salah satu anggota FAMA jogja melalui pesan.

Untuk membantu Pemerintah mengawasi penggunaan uang negara, didalam kapasitasnya Ormas Oi sebagai " Kontrol sosial" semoga Oi berperan lebih aktif lagi dengan meningkatkan metode mempelajari berbagai hal yang berkaitan dengan aliran dana. Menjadi bagian dalam partisipasinya sebagai "kontrol sosial". (*)
Yani Serdadu

Rabu, 21 Mei 2014

TKI ITU BURUH ATAU BUDAK ?

Buruh Migran Indonesia (BMI) atau yang lebih dikenal dengan TKI, adalah mereka yang bekerja di Negara tetangga. Belakangan ada anugrah untuk BMI yaitu sebuah sebutan Pahlawan Devisa ( saya pribadi tidak suka disebut pahlawan devisa) BMI terlahir dari kemiskinan, serta kegagalan pemerintah dalam menyediakan lapangan pekerjaan, sebagai gantinya pemerintah meng- Expor tenaga kerja ke berbagai Negara. Untuk kemudian apa yang terjadi pada jutaan rakyat Indonesi yang bekerja di Luar Negri ? Menjadi buruh, atau menjadi korban perbudakan modern ?

Mari kita telusuri dari kasus-kasus yang terjadi pada BMI, Di Arab Saudi misalnya, Ani BMI Arab Saudi asal Mlilir- Madiun sudah bekerja selama 2tahun, dia tidak pernah keluar sama sekali dari rumah majikan. Bahkan membuang sampahpun dikawal, "Saya sudah hampir dua tahun disini, jangankan libur buang sampah aja dikawal kok. Mereka takut kalau saya kabur." Tulisnya melalui pesan 20/5. Ia juga menambahkan hal ini terpaksa dilakukan, "Menurut saja, karena memang itu peraturanya. Kalau pulang kasihan orang tua yang butuh biaya hidup. Dirumah (Indonesia-red) juga nganggur." Paparnya.

Hal semacam ini bukan hanya terjadi di Arab Saudi, di Malaysia, Singapore bahkan di Hong Kong yang terkenal dengan negara hukumpun banyak sekali terjadi penyekapan, dengan jam kerja yang panjang, tidak mendapatkan jatah makan, didiskriminasi dan perlakuan tidak menyenangkan lainya. Pemerintah bukan tidak tahu dengan kondisi semacam ini, akan tetapi pemerintah mempercayakan sepenuhnya penempatan para TKI ke pihak swasta dalam hal ini PJTKI, untuk menempatkan tenaga kerja ke Luar Negri.
Dan masih ribuan kasus serupa yang tidak terungkap ke publik. Seperti kasus yang baru saja terjadi ( kasus masih dalam proses persidangan) pada Erwiana, BMI asal Ngawi, selama 8 bulan disiksa tak seorangpun yang tahu. Gadis 23tahun ini dideportasi dalam keadaan sekarat.

Sebelumnya Erwiana sudah melaporkan kondisi kerjanya pada Agen/PJTKI yang menyalurkan . Akan tetapi karena Erwiana masih dalam potongan biaya penempatan, maka pihak Agen tidak menindak lanjuti laporan Erwiana pada waktu itu.

Dari banyaknya kasus yang terjadi pada para BMI, sehingga timbul pertanyaan, Benarkah kita buruhI ? ataukah kita korban perbudakan modern ?

Jumat, 25 April 2014

KRETIF TANPA BATAS

KREATIF MENANAM

Tanaman hias yang berfungsi memperindah, tidak hanya ditanam dihalaman rumah. Didalam ruanganpun sering kita jumpai. Tanaman hias didalam ruangan biasanya menggunakan air atau tanah sebagai media tanam. Tanaman hias dengan media air, beresiko menjadi sarang nyamuk. Kita harus rajin mengganti air dan mencuci vasnya. Sedangkan media dari tanah, juga cukup merepotkan dari segi kebersihan.


Ada beberapa solusi menanam tanaman hias didalam rumah, namun bagian rumah tetap bersih. Banyak orang memilih gel sebagai media tanam didalam rumah agar tetap bersih. Karena gel mudah menyerap air. Namun pernahkah anda berpikir, menggunakan tumpukan majalah atau koran, sebagai media tanaman hias ?


Jika anda seorang kutu buku, tentu akan berpendapat tidak setuju, menggunakan buku sebagai media tanam. Tapi jangan kawatir, karna buku yang dipakai disini adalah buku atau komik yang sudah tidak dibaca lagi.

Koshi Kawachi seniman asal Jepang, yang mempunyai ide cemerlang dan unik, menggantikan media tanaman hias dengan menggunakan tumpukan majalah atau komik tebal. Cara ini oleh Koshi kawachi, kemudian disebut MANGA FARMING.


Karena bermedia kertas tentu saja hanya tanaman tertentu yang bisa kita tanam. Koshi kawachi, menggunakan kemangi, brokoli untuk mempraktekan karyanya.

Berikut bahan yang dibutuhkan;

1 beberapa majalah atau komik bekas,yang cukup tebal dan diikat menjadi satu.

2. Air sebagai nutrisi utama

3. Tempat buku atau tatakan agar air siraman tidak kemana mana 4. Bibit tanaman, berupa biji sayuran seperti kacang, lobak,brokoli, kemangi dan lain lain.

Cara membuat;

A. Buat tumpukan buku atau komik tersebut menjadi lembab dengan cara merendam didalam air.

B. Letakan buku diatas tatakan, agar buku basah tersebut airnya tidak merembes kemana-mana. C. Sisipkan benih-benih kedalam halaman buku.

D. Lakukan siraman air secara rutin pada biji yang ditanam

E. Taruh media tanam ini diarea yang terkena sinar matahari dan terkena angin namun jangan terlalu kering. Selamat mencoba. (dari berbagai sumber)

Yani serdadu

Jumat, 11 April 2014

BERKEBUN

BERCOCOK TANAM DENGAN MEDIA POHON PISANG

Pohon pisang boleh dikatakan tanaman yang merakyat, bisa tumbuh dihampir seluruh wilayah Indonesia. Dengan rasa buahnya yang manis, pisang yang masih mentah maupun sudah masak, juga bisa diolah menjadi berbagai jenis makanan ringan.


Namun taukah anda pohon yang mempunyai nama latin Musa Paradisiaca ini, juga mempunyai banyak manfaat. Pohon pisang biasa disebut gedebong pisang sangat baik jika digunakan untuk pupuk organik, ada beberapa daerah seperti di Lombok-NTB, batang pisang yang masih muda dikonsumsi sebagai sayur. Sebagai media untuk menancapkan wayang kulit. Selain itu ternyata batang pisang juga bisa dijadikan sebagai media bercocok tanam.


Disaat semakin menyempitnya lahan pertanian, kini batang pisang menjadi alternatif media tanam yang tidak menggunakan tanah. Pohon pisang dan bambu bisa menggantikan talang air untuk media tanam sayur, jamur bahkan tanaman lain.

Batang pisang memiliki keunggulan mengandung banyak pati, sebagai sumber nutrisi tanaman dan mikroorganisme didalamnya yang akhirnya menjadi kompos. Batang pisang juga memiliki senyawa penting seperti antrakuinon saponin, dan flavonoid. Seperti pada manusia antrakuinon bermanfaat untuk menyuburkan rambut. Peran senyawa dalam tanaman juga mendorong tumbuhnya rambut akar, yang berguna untuk membantu tanaman menyerap nutrisi.


Batang pisang itu sendiri diketahui mengandung hingga 80% air. Selama batang pisang ini telah dipelajari untuk pakan ternak, karena hasil selulosa lignin rendah. Penggunaan batang pisang tetap menjanjikan, untuk kadar glukosa tanaman pisang bisa mensuplai sendiri.



Batang pisang bisa digunakan untuk berkebun sayuran, caranyapun cukup mudah, berikut langkah-langkah penyediaan lahan:

1. Buat penyangga kayu atau bambu sebagai tenpat batang .pisang yang filetakkan hirisontal. Selanjutnya lubang dari pipa mineral piala berukuran panjang 15cm dan berdiameter 10cm. Tempatkan dengan jarak sekitar 15-20cm. Satu batang pohon pisang dapat di buat dua jalur lubang.

2. Setelah lubang jadi labjutkan dengan pengisian tanah, atau media tanam yg lainya kedalam lubang.

3. Diamkan selama2-3 hari, setelah itu media siap digunakan, tanamkan biji sesuai keinginan.

Cara pengolahannya sama seperti perkebunan dalam bambu atau pipa. Sebatang pohon pisang bisa digunakan untuk 2-3 kali panen. Tergantung pada kindisi batang pisang dan tanaman yang di tanam.(sumber peduli)

Selasa, 08 April 2014

ERWIANA TELAH MENEMUI PENGACARANYA

BERIKAN HAK ERWIANA

Hari ini Erwiana mulai menjalani medical yang pertama.
Seperti kita ketahui bersama, bahwa pada persidangan 25 Maret 2014, pihak KJRI gagal melengkapi dokumen guna kepentingan persidangan.
Ahirnya Erwiana didatangkan langsung, semoga pengalaman ini bisa menjadi pelajaran bagi KJRI, agar lebih sungguh-sungguh dalam meberikan pelayanan dan perlindungan untuk para Buruh Migran Indonesia sesuai dengan fungsinya.

Baru saja kami mendapat kabar
perkembangan terbaru  Erwiana
"8 April 2014 (4.15 PM)

Erwiana telah menyelesaikan medikal pertamanya, di kantor Pusat Polisi Kowloon West Regional, Kowloon City. Telah menemui Pengacara Mr. Melville Boase yang menangani tuntutan sipil, untuk kompensasi pekerja dan ganti rugi cacat untuk menyelesaikan beberapa urusan dokumentasi.


Kepolisian Hong Kong bersedia, mempertimbangkan tuntutan Erwiana untuk tinggal bersama Mission for Migrant Workers tapi akan mengecek dulu rumahnya.

Erwiana masih disarankan untuk tetap memperjuangkan. Keinginannya untuk tinggal bersama mision adalah sebagai dari hak asasi, dia adalah korban, dan saksi. Memperjuangakan Erwiana adalah memperjuangankan nasib kita." Hal ini disampaikan oleh Eni Lestari.

Salam juang,  Buruh bangkit lawan tirani.(*)

Senin, 07 April 2014

ERWIANA MENGAKU DIPERLAKUKAN SEPERTI TAHANAN

PERLAKUAN TIDAK MENYENANGKAN DITERIMA OLEH ERWIANA DARI KJRI

Merasa ditekan dan diperlakukan seperti seorang tahanan, Erwiana tidak doyan makan. Ini dikwatirkan berakibat buruk pada kondisi kesehatan Erwiana yang belum pulih benar.


Berikut Referensi: SRINGATIN, Juru Bicara Komite Keadilan Untuk Erwiana dan Seluruh PRT Tel: +852 6992 0878

Erwiana tidak doyan makan dan tidak bisa tidur setelah terpaksa menerima tuntutan KJRI dan Polisi untuk tetap tinggal di gedung KJRI selama di Hong Kong.


Makanan yang diberikan KJRI hanya dia taruh diatas meja dan ketika disuruh makan, dia tetap tidak mau. "Kok begini ya Mbak. Saya kayak tahanan" begitu pernyataannya semalam waktu ditemui beberapa anggota Komite Keadilan Untuk Erwiana dan Seluruh PRT.


Setelah perundingan alot di dalam gedung Konsulat Indonesia di Hong Kong semalam, akhirnya Erwiana terpaksa menerima pengaturan untuk tinggal di dalam KJRI. Namun dia mengajukan syarat agar Riyanti (yang menyelamatkan dia waktu dipulangkan) dan Iweng Karsiwen (anggota Komite Keadilan untuk Erwiana) untuk tinggal bersama. KJRI dan Polisi menerima syarat tersebut.


"Mr. Eric dari kepolisian Hong Kong terus mengancam akan menutup kasus dan memulangkan ke Indonesia jika saya tidak menurut" jelas Erwiana di tengah kekhawatirannya.

Awalnya ketika mengetahui akan diberangkatkan ke Hong Kong, Erwiana diberitahu bahwa akomodasi dan transportasi akan ditanggung PT. Graha Ayu Karsa melalui surat Kementerian Luar Negeri nomor 06640/WN/03/2014/65 tertanggal 27 Maret 2014.


Erwiana menolak tawaran tersebut dan meminta Mission for Migrant Workers (MFMW) untuk menyediakan akomodasi serta mendatangkan 3 orang lainnya yaitu Samsudin Nurseha (pengacara Erwiana dari LBH Yogyakarta), Riyanti dan Iweng Karsiwen.

Sedihnya ketika ketiga pendamping sudah memegang tiket keberangkatan, Erwiana masih belum diberi tiketnya. Baru hari Minggu (6 April 2014), Staf KJRI Hong Kong datang ke rumah Erwiana di Ngawi untuk memberi tiket dan memaksa harus berangkat ke Solo saat itu juga. Ketika Erwiana menolak, Staf tersebut mengancam bahwa jika Erwiana tidak menurut maka pemerintah tidak akan bertanggungjawab atas keselamatannya.


Tapi tidak dijelaskan apa maksudnya.

Sesampainya di hotel, Erwiana masih dikepung Staf Kemenlu dan dipaksa bertandatangan Surat yang menyatakan menunjuk Pengacara pemerintah Indonesia untuk mengurusi kasusnya.

Erwiana menolak karena dia sudah punya Pengacara sendiri di Hong Kong dan Indonesia. Setibanya di Hong Kong, Erwiana lansung dikepung puluhan orang dari KJRI, Polisi dan Imigrasi Hong Kong. Ketika Erwiana ngotot untuk bertemu Staf MFMW tapi ditolak.

"Mr. Eric sebenarnya mengibuli Erwiana dan menggunakan ancaman untuk membuat Erwiana tidak bisa diakses publik. Erwiana datang atas undangan, dia bukan narapidana yang harus ditahan. Erwiana bersedia membantu Polisi tapi hormati hak-hak dia" tegas Sringatin, Juru Bicara Komite Keaidlan Untuk Erwiana.


Anggota Komite Keadilan berencana menggelar aksi protes hari ini pukul 10 pagi untuk mengecam sikap KJRI yang menahan Erwiana.(*)

Minggu, 06 April 2014

JANGAN PERSULIT ERWIANA

ERWIANA DATANG KE HONG KONG

Kasus penganiayaan yang menimpa Erwiana menjadi sorotan media Internasional. bahkan mampu menurunkan 5000 lebih massa, untuk turun kejalan menuntut keadilan.

Minggu 6/4/2014, melalui juru bicara komite keadilan, untuk Erwiana dan seluruh buruh migran, Sringatin kita mendapatkan kabar , bahwa Erwiana akan didatang ke Hong Kong.

Berikut Referensi: SRINGATIN Juru Bicara Komite Keadilan Untuk Erwiana dan Seluruh PRT Tel: +852 6992 0878

Erwiana dan Bapaknya dijadwalkan tiba di Hong Kong pada hari Senin, 7 April 2014, dengan pesawat Garuda Indonesia GA 860. Kepolisian HK mendatangkannya dalam rangka medical check-up guna memperkuat bukti di pengadilan melawan majikan Law Wan Tung.

Erwiana juga akan didampingi Samsudin Nurseha Pengacara LBH-Yogyakarta, Rianti yang menolongnya waktu dipulangkan majikan dan Karsiwen anggota JBMI-Indonesia. Sejak tahu akan ke Hong Kong, Erwiana telah meminta Mission for Migrant Workers (MFMW) untuk menyediakan akomodasi dan mendampingi selama di Hong Kong.

Namun kini secara sepihak, Erwiana dan bapaknya diharuskan tinggal di gedung konsulat dengan pengawalan 24 jam. Bahkan masih belum ada kejelasan apakah ketiga pendampingnya akan diijinkan tinggal bersama. Lebih dari itu, tiket Erwiana tidak diberikan sejak awal meski sudah ditanyakan berkali-kali. Baru hari ini (Minggu) staff KJRI-HK datang ke Ngawi untuk memberi tiket dan sekaligus menjemput mereka berdua untuk dibawa ke Solo.


Mereka diinapkan di Hotel dengan alasan lebih dekat dengan bandara. Awalnya Erwiana menolak karena sudah berencana berangkat dini hari bersama rombongan. Tapi team KJRI ini mengancam tidak akan bertanggungjawab jika terjadi apa-apa. Demi membantu penyidikan, Erwiana berangkat tapi para pendampingnya diikutsertakan.

Tidak lama kemudian ternyata petugas dari Kementerian Luar Negeri datang ke Hotel Ibis dan menawari Pengacara untuk Erwiana. Ketika dijawab menunjuk Mr. Melville Boase sebagai pengacaranya, petugas tersebut malah menuduh MFMW macam-macam. Dia juga menekan Erwiana untuk bertanda tangan surat yang menyatakan akan melimpahkan kasusnya ke pemerintah Indonesia. Tapi Erwiana menolak.

Terkait akomodasi, Erwiana dan Bapak tetap diharuskan tinggal di gedung KJRI dengan alasan mereka warga Negara Indonesia. Permintaan Erwiana untuk tinggal di rumah yang disediakan MFMW juga ditolak. Erwiana baru saja keluar dari penjara majikan dan kini akan di penjara KJRI. Sikap tersebut tidak menunjukan sebuah dukungan tapi pemaksaan.

KJRI gagal melindungi Erwiana dari siksaan majikan dan gagal menyediakan dokumen yang dibutuhkan Polisi sehingga persidangan Erwiana terpaksa ditunda 29 April 2014. Kini KJRI akan menumbalkan kebebasan dan hak Erwiana untuk memilih demi menutupi kesalahannya sendiri.

Dari awalpun bukan KJRI yang memperjuangkan kasus Erwiana, mengapa kini ingin mengambil paksa? Erwiana berhak menunjuk siapapun yang dia percaya dan tidak etis KJRI memaksa."

Setelah gagal melengkapi dokumen,  yang berakibat pada pengunduran sidang, semoga KJRI benar-benar bisa bersikap lebih bijaksana.

Sabtu, 05 April 2014

SATINAH ITU CUMA KORBAN..

Dibebaskanya Satinah dari hukuman mati, dengan menebus uang diyat yang dibayarkan oleh pemerintah, menuai pro dan kontara.

Hal ini sangat wajar, karena tidak semua masyarakat tahu kejadian yang sebenarnya. Satinah bukan membunuh, dia hanya membela diri dengan gerakan reflek yang tanpa sengaja telah megakibatkan hilangnya nyawa sang majikan.

Berkaitan dengan hal diatas maka pada tanggal 5/4/2014, Jaringan Buruh Migran Indonesia (JBMI) membuat pernyataan;

PERNYATAAN SIKAP ATAS PEMBEBASAN SATINAH JANGAN ADA RUYATI & SATINAH BERIKUTNYA

Segera Ciptakan & Terapkan Kontrak Kerja Bagi Buruh Migran di Timur Tengah dan Negara Penempatan Lain Selamatkan 427 Buruh Migran Terancam Hukuman Mati di Luar Negeri.

Selamat kepada semua buruh migran dan elemen masyarakat atas keberhasilan memperjuangkan pembebasan Satinah.

Atas desakan dan aksi solidaritas beruntun di nasional dan internasional, akhirnya pemerintah Indonesia bersedia melunasi diyat Satinah sebesar 7 juta riyal (Rp 21 milyar), seperti yang diumumkan di media massa tanggal 3 April kemarin. Sekali lagi terbukti bahwa pembelaan hak buruh migran bukan karena kebaikan pemerintah tetapi karena persatuan buruh migran dan para pendukungnya.


Jika tidak berhalangan, maka Satinah dijadwalkan pulang maksimal akhir April 2014 ini. Hal ini membuktikan bahwa alasan- alasan pemerintah tidak mampu membebaskan Satinah itu hanya alibi. Kenyataannya selama ada niat kuat dan upaya keras, maka persoalan buruh migran seperti terancam hukuman mati bisa diperjuangkan.

Sayangnya, pemerintah justru pasif dan menunggu diprotes dulu baru mau bergerak. Lalu bagaimana dengan buruh migran berkasus yang namanya tidak kita ketahui? Mereka tidak berdaya dan hanya bisa pasrah pada kebaikan negara penempatan yang kejam seperti di Arab dan Malaysia.

SATINAH KORBAN, BUKAN KRIMINAL.

Satinah berangkat ke Arab di pertengahan September 2006 melalui PT. Djamin Harapan Abadi. Ini ketiga kalinya dia keluar negeri sebagai TKI.
Setelah 3 bulan tidak memberi kabar, tiba-tiba keluarga menerima telpon dari Satinah yang mengabarkan dia sedang bermasalah di kantor Polisi tanpa menjelaskan kasusnya.


Setelah itu, dia tidak pernah memberi kabar lagi. Sampai tahun 2008, seorang TKI yang juga bekerja di Arab memberitahu keluarga bahwa Satinah dipenjara karena dituduh membunuh majikan. Kepada teman ini, Satinah bercerita bahwa selama bekerja dia sering diperlakukan tidak baik.


Lalu pada hari itu, dia sedang memasak di dapur, tiba-tiba majikan perempuan berteriak-teriak memanggilnya. Ketika mendekat, majikan menjambak rambutnya dan hendak membenturkan kepalanya ke tembok. Satinah berusaha melawan dan akhirnya meraih adonan roti. Dalam keadaan kesakitan dan panik, Satinah memukulkan adonan tersebut ke arah majikan dan ternyata mengenai tengkuknya (leher bagian belakang-red), sehingga pingsan.


Satinah kebingungan dan ketakutan, lalu dia membawa tubuh majikannya ke kamar. Dalam kondisi panik, Satinah meninggalkan rumah majikan dan menyerahkan diri ke kantor polisi terdekat.


Selama 5 kali sidang, tidak ada satupun staff KBRI yang mendampinginya. Bahkan berita yang beredar justru menuduh Satinah membunuh dan mencuri uang sehingga tidak layak dibela.

Arab adalah negara penerima kedua terbesar pengiriman buruh migran yaitu mencapai 1 juta orang namun sampai saat ini tidak punya perlindungan hukum. Upah sangat rendah sebesar Rp. 1,200,000 – 1,600,000 perbulan, tidak ada libur, jam kerja panjang, sistem percaloan yang sangat kuat bahkan di dalam Kedubes dan Konsulat dalam hal pengurusan dokumen.


Meski kesepakatan antara pemerintah Indonesia dan Arab (MoU) telah ditandatangani pada tanggal 19 Februari 2014 yang mencakup perlindungan hak-hak pekerja dan akan dibentuk Joint Working Committee (JWC) dari kedua negara untuk membahas mekanisme dan sistim perjanjian kerja, tapi MoU tidak memuat jalur penuntutan jika buruh migran bermasalah.

MoU juga tidak mengakui buruh migran tidak berdokumen (overstay). Jangan Sampai Ada Korban Berikutnya Segera Ciptakan Kontrak Kerja dan Bebaskan Buruh Migran Terancam Hukuman Mati Lainnya Apa yang dialami Satinah bisa terjadi kepada setiap PRT migran Indonesia di luar negeri.


Kekuatan kita hanya ada jika kita punya kontrak kerja yang diakui hukum dengan hak-hak seperti sesuai dengan Konvensi PRT C189 dan Konvensi PBB 1990. Lebih dari itu, hak berorganisasi buruh migran juga harus dijamin sehingga ada perkumpulan untuk mengadu atau meminta pertolongan jika bermasalah. Terbukti keberadaan hotline atau pusat pengaduan KBRI/ Konsulat tidak menyelesaikan berbagai kasus yang dialami buruh migran di luar negeri. Sudah cukup penderitaan menimpa Satinah. Sudah cukup PRT migran Indonesia ditelantarkan di luar negeri. Pemerintah seharusnya berkaca dari berbagai kasus tersebut untuk segera mengubah sistem penempatan yang merugikan ini.

Keselamatan dan pelayanan bagi para pahlawan devisa adalah kewajiban negara. Untuk itu, selain meyakinkan kontrak kerja yang punya kekuatan hukum dan jalur penuntutan jika terjadi pelanggaran, pemerintah juga harus memberi orientasi yang benar sebelum pemberangkatan. Hal itu memuat hukum.


Ketenagakerjaan, sosial budaya, panduan keselamatan kerja dan jalur pengaduan yang benar. Orientasi atau training harus disediakan gratis oleh pemerintah di daerah sehingga calon buruh migran tidak harus dipisahkan dengan keluarga dan dipaksa “berhutang” kepada PPTKIS.

Lebih dari itu, tugas pemerintah tidak berhenti pada Satinah semata. Masih ada 427 buruh migran di berbagai negara penempatan dan 46 diantaranya di Arab sedang menunggu uluran tangan pemerintah.


Salah satunya Siti Zaenab asal Madura yang dikenakan diyat 90 milyar rupiah. Pemerintah berkewajiban menyelamatkan mereka karena mereka hanyalah korban kemiskinan dan tidak adanya perlindungan selama bekerja. Pemerintah perlu menggunakan semua celah yang ada termasuk hubungan diplomatik untuk menyelamatkan mereka.

Pertanyaannya adalah seberapa besar kemauan dan keseriusan pemerintah untuk itu? Saat ini sebanyak 10 juta buruh migran bekerja di luar negeri. Melindungi dan membela buruh migran adalah kewajiban pemerintah.


Jika tidak ingin ada lagi korban hukuman mati maka lebih baik segera ciptakan lapangan kerja di tanah air sehingga rakyat tidak harus keluar negeri demi sesuap nasi. Pemerintah berkewajiban menghentikan program pengiriman TKI yang semakin kejam dan membunuh ini. Namun tanpa lapangan kerja dengan upah layak, maka rakyat akan selalu tidak punya pilihan kecuali menjadi tenaga kerja di luar negeri dengan segala resikonya.

Referensi:
Iweng Karsiwen (+62-81281045671) Sringatin (+852-69920878)

Jumat, 04 April 2014

BISNIS

KATAK YANG ISTIMEWA

Entah kapan dan siapa yang pertama kali mengkonsumsi daging katak hijau, katak hijau atau dalam bahasa jawa disebut kodok ijo merupakan hewan AMPHIBIAN ANURA, atau hewan amphibi tidak berekor.

Kodok dan katak sebenarnya berbeda. kodok atau dalam bahasa inggrisnya disebut FROG, mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: Tubuh gempal, pendek atau lurus, punggung agak bungkuk. Kulit halus dan lembab, kodok juga mempunyai kaki belakang yang panjang, sehingga kodok pandai melompat. Katak atau bangkong dalam bahasa inggrisnya disebut TOAD. mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: berkulit kering, kasar berbintil-bintil dengan kaki belakang yang pendek maka katak tidak pandai melompat.


Dari segi morfologi kedua hewan Amphibi ini sama, berkembang biak dengan cara bertelor yang disembunyikan pada busa-busa. Seekor kodok atau katak dalam satu tahun hanya mampu bertelur tiga kali dengan jumlah telor antara 500-2000 butir.


Katak atau kodok dengan bentuk tubuh yang unik dan kulit yang kasar berbintil-bintil cenderung berlendir, membuat sebagian orang merasa geli. Akan tetapi lain halnya. dengan katak hijau, boleh dibilang katak hijau adalah katak yang istimewa.


Tidak hanya di Indonesia di Luar Negri pun katak hijau ( RANA- MACRODON ) dikonsumsi sebagai lauk, katak hijau mempunyai kandungan protein hewani yang sangat tinggi. Bahkan di Hong Kong ibu yang baru saja melahirkan dianjurkan untuk sering-sering mengkonsumsi daging katak hijau. Ketika ditanya apa alasanya Ms. Chang seorang ibu yang telah melahirkan anaknya enam bulan lalu menjelaskan " Dagingnya enak, dan tidak mengandung lemak jadi air susu lebih sehat untuk bayi." Pada kesempatan yang sama sabtu 16/11/2013 seorang pedagang katak hijau di pasar CHUENG FAT- HONG KONG juga memaparkan, "daging katak proteinnya tinggi..,tapi tidak berlemak.., lebih enak dibanding daging ayam yang..,how fei.." ( banyak sekali lemaknya-red ) dia menambahkan. kini di Indonesia katak hijau sudah mulai dibudidayakan, perawatan yang cukup mudah dan murah bisa menjadi alternatif usaha dibidang peternakan, dengan modal usaha yang minim dan perawatan yang tidak terlalu sulit serta biaya murah, bisnis ini menjadi peluang bagi yang ingin membuka usaha akan tetapi tidak mempunyai modal yang cukup banyak. Menurut sebuah sumber, sekarang di Indonesia sudah ada beberapa Restaurant yang menyuguhkan menu daging katak hijau.


Prospek yang sangat bagus, karna masih sedikit yang membudidayakan katak hijau, dan permintaan cukup banyak. Dengan harga berkisar antara 35-40rb/ kg, katak hijau pedaging bisa dijadikan lahan bisnis,bibitnyapun mudah didapat. Katak hijau biasanya hidup di sawah-sawah pada musim penghujan. (Yani serdadu)

PEMERINTAH PURA PURA TAK PUNYA DANA

AHIRNYA MAMPU SELAMATKAN SATINAH

Ahirnya Satinah bebas dari hukuman mati, setelah pemerintah membayar uang diyat sebesar 21 milyar. Berita bebasnya Satinah dari hukuman pancung tanggal 3 April 2014 itu membuktikan Pemerintah mampu menyelamatkan BMI dari hukuman mati di Luar Negri Ini dilakukan oleh penerintah, setelah mendapat tekanan dari berbagai pihak, bahkan Internasional. Berbagai mediapun mengabarkan tentang Satinah.

Apakah ini sebagai pencitraan pemerintah menjelang PEMILU ? Sedangkan tanggung jawab perlindungan Buruh migran adalah tanggung jawab pemerintah. masih ada 38 Buruh Migran lain yang terancam hukuman mati di Arab Saudi. Siti Zaenab, Tuti Tursilawati masih menunggu detik ~detik kematiannya ditangan algojo untuk di pacung.

Pemerintah harus mengambil tindakan tegas atau apapun yang bisa menyelamatkan mereka. Buruh Migran Indonesia bukanlah Seorang kriminal akan tetapi, terkadang harus bangkit melawan dalam keadaan tertindas, sehingga tanpa sengaja telah menghilangkan nyawa sang majikan. Seperti yang terjadi pada Satinah.

Buruh Migran adalah korban kemiskinan, akibat dari kegagalan pemerintah dalam menyediakan lapangan pekerjaan Di Indonesia .

Pemerintah...
Segera selamatkan Buruh Migran dari Hukuman Pancung Dan jangan ditunda lagi..!!

Selasa, 01 April 2014

INDONESIA GELAR PESTA DI HONG KONG

BMI NYOBLOS 30 MARET 2014 Minggu 30 Maret 2014, pemerintah Indonesia menggelar pesta demokrasi, memilih anggota legislatif, untuk Buruh Migran Indonesia (BMI) di Hong Kong. Tempat Pemungutan Suara ( TPS), yang berlokasi di Victoria Park, CousWay Bay memiliki 13 TPS, masing-masing TPS mempunyai 5 bilik.

Dibuka mulai pukul 09.00-17.00. Dengan Jumlah pemilih terdaftar, yang menerima surat undangan sebanyak, 102.200 pemilih. Sedangkan jumlah Buruh Migran Indonesia (BMI), di Hong Kong mencapai 152.000 jiwa. Surat Undangan PEMILU, memang tidak merata. Ini dikarenakan pendaftaran tidak berdasarkan data BMI yang ada di KJRI, akan tetapi berdasarkan hasil dari pendaftar.

PEMILU sudah diumumkan 6 bulan sebelumnya melalui Koran lokal berbahasa Indonesia, situs jaringan sosial, serta petugas lapangan. "Kan sudah diumumkan lewat koran, facebook, dan ada petugas yang dilapangan untuk mendaftar, kenapa tidak mendaftar ?" Jelas Elvis seorang KPPS-LN. Tidak semua BMI, menggunakan Internet. Atau bisa libur tiap minggu, dan bisa mendapatkan koran. Dikarenakan kondisi tempat kerja yang tidak memungkinkan. Begitu juga sebaliknya, ada yang sudah mendaftar akan tetapi tidak mendapatkan surat undangan.

Siti Maemunah, BMI asal semarang mengaku sudah 15 tahun bekerja dialamat yang sama, namun tidak pernah mendapatkan surat undangan PEMILU. "Saya sudah 15 tahun bekerja dialamat yang sama tapi tidak pernah diakui, itu yang baru tiga tahun dapat undangan (menujuk BMI yg ada disebelahnya-red), saya memang tidak memakai internet." katanya dengan wajah kecewa. Sementara Tri Sugito BMI asal Madiun, sudah mendaftar akan tetapi tidak mendapatkan surat undangan. "Saya sudah mendaftar kok, tapi sampai detik ini nggak mendapatkan surat undangan." Ungkapnya. Bagi Pemilih yang tidak mendapat surat undangan, bisa mendaftar menggunakan KTP, dan harus nenunggu jam 15.00-17.00.

"Kesel saya, udah nunggu lama-lama ngantri panjang, pas dapet giliran nggak bisa masuk, mesti nunggu jam tiga. Karena nggak punya surat undangan." papar Umi Azizah BMI asal lampung. Menanggapi hal ini ketua Konsulat Jendral Rebublik Indonesia (KJRI), Bapak Chalief Akbar menjelaskan, yang menentukan adalah KPU. "Itu peraturan dari KPU, jadi kita tidak bisa apa-apa." Jelasnya. Di Indonesia PEMILU diadakan pada tanggal 9/4/2014, sedangakan di Hong Kong tanggal 3 0Maret 2014, namun perhitungan suara tetap tanggal 9 April, serentak dengan yang di Indonesia.

Perhitungan suara akan dilakukan di KJRI, dan terbuka bagi siapa saja yang bisa menyaksikan perhitungan. "Nanti perhitunganan suara tetap sama tanggal 9 Maret tempatnya di KJRI. dan terbuka untuk siapa saja yang bisa datang." Jelas ketua KPU Husni Kamil Malik saat ditemui dilokasi. Perijinan tempat dari jam 09.00-17.00, terpaksa banyak BMI yang kecewa karena ingin menggunakan hak pilihnya tetapi waktu sudah habis. Menurut sebuah sumber di TPS, yang tidak mau disebutkan namanya Jumlah pemilih yang menggunakan KTP sebanyak 3.500 dan 7000 yang menggunakan surat undangan. Hal ini disampaikan ketika TPS telah ditutup. Masih ada waktu dari tanggal 30 maret - 9 April 2014, apakah jumlah ini akan bertambah ?

BERKABUNG ATAS MATINYA NURANI PEMERINTAH

SIARAN PERS JBMI-HK Jaringan BMI Cabut UUPPTKILN No. 39/2004

"Aksi Diam, BMI Berkabung atas Matinya Nurani Pemerintah Sekitar 250 Buruh Migran Indonesia menggelar aksi damai pada Hari Minggu (30 April 2014) dengan mengelilingi areal Victoria Park sebagai bentuk solidaritas untuk pembebasan SATINAH dan 48 Buruh Migran lain yang terancam hukuman mati di Arab Saudi.

"Pemerintah harus mengambil langkah apapun yang bisa menyelamatkan Satinah dan Buruh Migran lainnya termasuk menggunakan pendekatan diplomatik atau membayar diyat/uang ganti darah jika sudah tidak ada pilihan" tegas Maesaroh selaku Koordinator aksi. Hukuman mati terhadap Satinah dijadwalkan pada tanggal 3 April ini jika diyat sebesar 7 juta Riyal atau lebih dari 21 milyar rupiah tidak terbayar kepada keluarga majikan.

Berkat tekanan berbagai organisasi, pada detik detik terahir akhirnya SBY mau bernegosiasi dengan ahli waris Nurah al Gharib, namun sayangnya Hasil kesepakatan hanya menunda hukuman pancung Satinah lebih lama 2 tahun dengan pembayaran uang penundaan eksekusi sebesar 5 juta riyal atau setara dengan Rp.15,186,900,000.* penundaan tersebut tidak mengurangi tuntutan keluarga majikan atas uang diyat sebesar 7 juta Riyal tahun 2016 nanti. "Harapan kami adalah Satinah bebas sepenuhnya dan hanya pemerintah yang bisa melakukan itu, selidiki kasus Satinah dengan cermat dan teliti apa yang melatar belakangi kematian Nura al Gharib " tambah Maesaroh.

Aksi bertepatan dengan pelaksanaan PEMILU diluar negeri. Di Hong Kong PEMILU diadakan di Victoria Park dan beberapa titik lainnya. "Para Parpol dan Caleg yang mengaku membela Buruh Migran tetapi tidak melakukan apapun untuk membantu Satinah tidak layak didukung" tegasnya. Massa aksi memakai baju warna hitam dan menutup mulut dengan lakban hitam sebagai tanda berkabung. Langit mendung dan gerimis tidak menyurutkan semangat mereka. Parade yang berlangsung selama 30 menit dengan street theater yang menggambarkan kolusi antara pemerintah Indonesia, agency, PJTKI dan majikan jahat. Hal ini menarik perhatian buruh Migran dan orang-orang lokal disekitarnya.

"Satinah bukan kriminal tapi korban kemiskinan, kegagalan Negara dalam menyediakan lapangan kerja dan penelantaran Negara. Segera selamatkan dia, jangan ditunda lagi, Selama pemerintah tidak mau serius memperbaiki perlindungan PRT migran Indonesia di luar negeri termasuk Arab Saudi, tidak mau meratifikasi dan mengimplementasikan konvensi ILO dan PBB sebagai standard international, membuat MoU, perjanjian kerja yang jelas dan mengikat, akan Ada korban selanjutnya seperti Aminah binti H Budi, Siti Zaenab, Tuti Tursilawati, Darmawati, Ruyati, Kikim Komalasari lain tanpa bisa di cegah". Tutupnya.

*. Perbandingan 1 Riyal =3037.38 Rupiah. (Kurs Mata uang per 30 maret 2014) _____________________